Pengertian hipotesis
Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapay dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
Ciri-ciri hipotesis yang
baik
Sebuah hipotesis atau
dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal
tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
Macam-macam hipotesis
1. Hipotesis
Deskriptif
Hipotesis deskriptif,
merupakan dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di
dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.
Contoh Hipotesis
Deskriptif:
Permasalahan
Penelitian: Apakah penerimaan terhadap proses “perdamaian di Poso”
mempunyai perbedaan pada mereka yang berasal dari suatu lingkungan tertentu?
Assumsi:
- Tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang memungkinkan keterbukaan untuk menerima proses perdamaian.
- Nilai yang dianut seseorang merupakan dasar pengaruh bagi penerimaan proses perdamaian.
- Tingkat informasi yang dimiliki seseorang dapat memberikan pandangan mengenai suatu proses perdamaian.
Hipotesis Umum:
Orang yang berasal dari
lingkungan sosial yang terbuka lebih mudah menerima proses perdamaian.
Hipotesis khusus:
- Orang dengan pendidikan yang tinggi relatif lebih mudah menerima proses perdamaian.
- Orang yang berorientasi pada nilai-nilai yang moderen lebih menerima proses perdamaian.
- Orang yang memiliki banyak informasi lebih mudah menerima proses perdamaian.
2. Hipotesis
Korelasional/hubungan
Hipotesis korelasional
adalah hipotesis yang berisi pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih
variabel. Jika pola hubungan antara dua atau lebih variabel bersifat kausal
(sebab-akibat) , maka hipotesisnya disebut hipotesis kausalitas
Contoh Hipotesis
Korelasional:
Permasalahan
Penelitian: Hal-hal yang berhubungan dengan tingkat Hasil Produksi
suatu Perusahaan.
Asumsi:
- Jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi
- Tenaga ahli akan sulit bekerja di bawah peraturan kerja yang ketat
- Peraturan kerja dalam perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi.
Hipotesis:
Semakin besar jumlah tenaga
ahli dalam suatu perusahaan, semakin rendah tingkat keketatan peraturan kerja
perusahaan, berhubungan dengan h menerima proses perdamaian hasil produksi yang
semakin meningkat.
Hipotesis
Korelasional terdiri dari hipotesis kausal dan korelasi
Hipotesis
Kausalitas
Contoh Hipotesis
Kausalitas:
Permasalahan
Penelitian: Mengapa timbul kecenderungan melakukan tindakan
kriminal dalam suatu lingkungan masyarakat.
Asumsi:
- Suatu lingkungan masyarakt mempunyai suatu daya absorbsi, yaitu daya serap atau peredam terhadap suatu gejala sosial yang dapt menimbulkan goncangan
- Seseorang dapat merasa frustasi apabila merasa tersisihkan dari lingkungan masyarakatnya.
- Seseorang yang merasa frustasi lebih mudah dirangsang untuk cenderung melakukan tindakan kriminal.
Hipotesis:
Untuk mereka yang berada di
lingkungan masyarakat yang sangat rendah daya absorbsinyajika mereka
merasa semakin tersisihkan dari lingkungan masyarakat, maka mereka
semakin mudah terangsang untuk cenderung melakukan tindakan kriminal.
Hipotesis
korelasi
hipotesis
korelasi (correlational
hypothesis), merupakan hipotesis yang mengatakan dua variabel terjadi
bersamaantanpa diketahui mana yang mempengaruhi yang lainnya.
Contoh:
- HA : Terdapat hubungan
positif antara besarnya kompensasi dan laba perusahaan.
3. Hipotesis
asosiasi
Pengukurana asosiasi
merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik
bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel
Hipotesa
Kerja (Hk) dan Hipotesa Nol (Ho)
Hipotesa-hipotesa yang
dirumuskan oleh peneliti, baik yang bersifat deskriftif, relasional maupun
hipotesa kausalitas disebut hipotesa kerja (Hk). Supaya hipotesa
kerja tersebut dapat diuji secara statistik, maka diperlukan suatu hipotesa
pembanding. Dalam penelitian sosial hipotesa pembanding tersebut dibuat secara
arbritrer yang berbentuk hipotesa nol(Ho). Hipotesa nol (Ho) adalah
formulasi/rumusan terbalik dari hipotesa kerja (Effendi, 1989:43-45).
Contoh Hipotesa Kerja (Hk):
- Tindakan agresif lebih tinggi pada kelompok masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi daripada yang memiliki tingkat kepadatan rendah.
- Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, suami-isteri yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tetap, mempunyai persepsi yang rendah tentang nilai ekonomis anak, dan karena itu cenderung untuk lebih menerima norma keluarga kecil. Keduanya menyebabkan persepsi mereka yang tinggi tentang manfaat penggunaan kontrasepsi moderen, sehingga niat serta penggunaan kontrasepsi moderen mereka relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan suami-isteri yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tidak tetap.
Contoh Hipotesa Nol (Ho):
- Tidak terdapat perbedaan tindakan agresif antara masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi dan masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang rendah.
- Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pasangan yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tetap dan berpenghasilan tidak tetap dalam persepsi tentang nilai anak, norma keluarga kecil, persepsi tentang manfaat kontrasepsi moderen, dan dalam niat menggunakan serta perilaku kontrasepsi moderen.
Daftar Pustaka :
·
http://herlinsnovianti.blogspot.com/2012/11/macam-macam-hipotesis.html
Nama : Sisil Diaz Aryandi
Kelas : 3EB02
NPM : 26210570
Tidak ada komentar:
Posting Komentar