PENINGKATAN
KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JAWA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS X SMA NEGERI
1 KUTOWINANGUN
(REVISI)
Disusun
guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah Metode Penelitian Pendidikan
Dosen
Pengampu: Prof. Dr. Suharti
Oleh:
- Retno Anggraeni (07205244041)
- Dhidhik Setiabudi (07205244042)
- Rengga Mustikaningsih (07205244045)
- Anggun Dwi Cahyani (07205244047)
- Akhmad Syahid (07205244055)
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAERAH
FAKULTAS
BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2009
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tindak komunikasi merupakan
aktivitas yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dari manusia sebagai
makhluk social. Setiap saat manusia melakukan komunikasi dengan orang lain
melalui berbagai cara. Dalam bergaul dan berinteraksi manusia mengalami proses
komunikasi yang tidak selalu dilakukan secara sadar. Oleh karena itu, kemampuan
berkomunikasi harus senantiasa dilatih agar manusia dapat merasakan manfaat
dari hasil komunikasi itu sendiri.
Bahasa sebagai alat komunikasi
merupakan komponen utama untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi
dengan baik. Hendrakus (1991 : 17) menyatakan bahwa didalam masyarakat umumnya
dicari para pemimpin atau orang-orang yang berpengaruh yang memiliki
kepribadian didalam hal berbicara. Juga dibidang-bidang lain seperti
perindutrian, perekonomian, dan bidang social, kepandaian berbicara atau
keterampilan mempergunakan bahasa secara efektif sangat diandalkan.
Keterampilan berbahasa disekolah
dilakukan sesuai dengan hakikat bahasa sebagai suatu sistem yang
kebermaknaannya dalam berkomunikasi bersifat menyeluruh sehingga kegiatan
belajar mengajar akan sesuai fungsi dan konteks serta dapat mengkondisikan
siswa agar menggunakan bahasa untuk belajar.
Pada hakikatnya belajar bahasa
adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Jawa diarahkan
untuk meningkatkan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Jawa dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap hasil karya kesusastraan manusia Jawa.
Siswa akan mampu berkomunikasi
dengan baik jika mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Ada 4 keterampilan
yang diajarkan pada mata pelajaran bahasa Jawa, yaitu: keterampilan
mendengarkan atau menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara bersifat produktif,
sedangkan keterampilan berbicara dan menulis bersifat reseptif. Dalam
pelaksanaannya keterampilan berbicara termasuk sulit diajarkan karena menuntut
kesiapan, mental, dan keberanian siswa untuk tampil didepan orang lain.
Seiring dengan semakin seringnya
digunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di sekolah, sekarang
ketrampilan berbicara bahasa Jawa siswa SMA kelas X sekarang mengalami
penurunan. Oleh karena itu ketrampilan berbicara bahasa Jawa siswa SMA
kelas X harus segera ditingkatkan kembali agar bahasa Jawa tetap bisa dan tetap
digunakan sebagai bahasa ibu di kalangan para siswa itu sendiri.
Salah satu media yang dapa dipilih
untuk meningkakan kemampuan berbicara bahasa jawa adalah dengan cara mengadakan
diskusi. Media diskusi pada dasarnya suatu bentuk tukar pikiran yang teratur
dan terarah, baik dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar, dengan
tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama
mengenai suatu masalah. Dalam arti luas diskusi berarti memberikan jawaban atas
pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif. Dalam proses
ini orang mengemukakan titik tolak.
B.
Identifikasi Masalah
BerdaSarkan latar belakang masalah
yang dapat diidentifikasikan adalah:
- Kesulitan-kesulitan guru untuk mengajarkan ketrampilan berbicara dalam Bahasa Jawa.
- Kesulitan-kesulitan siswa saaat belajar berbicara bahasa Jawa berlangsung.
- Upaya guru untuk mengatasi kesuitan belajar berbicara bahasa Jawa.
- Kesulitan pemanfaatan media sebagai alternatife untuk meningkatkan kosakata siswa.
C.
Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya
permasalahan maka penulis membatasi permasalahan pada :” Peningkatan Kemampuan
Berbicara Bahasa Jawa Melalui Metode Diskusi Kelas X SMA Negeri I
Kutowinangun”.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah maka
penulis merumuskan masalah :
- Adakah peningkatan kemampuan berbicara bahasa Jawa melalui metode diskusi kelas X SMA Negeri I Kutowinangun?
- Seberapa besar peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam menggunakan bahasa Jawa?
- E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan berbicara bahasa Jawa melalui metode diskusi siswa kelas X SMA Negeri
I Kutowinangun.
F.
Manfaat Penelitian
Mengingat pentingnya penelitian ini
dalam berbgai faktor, maka manfaat penelitian iini ditijau dari dua segi, yaitu
- Secara Teoritis
- Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan khususnya tentang penggunaan metode diskusi sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas X SMA.
- Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori pembelajaran bahasa Jawa kelas X SMA guna meningkatkan berbicara siswa di SMA.
- Secara Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini
dapat menjadi masukan dan metode bagi guru guna mengembangkan pembelajaran
berbicara kelas X SMA melalui metode diskusi, kemudian dapat menjadi
alternative cara belajar berbicara yang efektif dan tepat bagi siswa, serta
dapat menjadi sumbangan ide untuk memperbaiki sistem pembelajaran berbicara
yang lebih baik bagi sekolah.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A. Pengertian
Berbicara
Berbicara adalah kemampuan
mengungkapan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan, dan menyampaikan pikiran, gagsan serta perasaan (Tarigan, 1981:15).
Kemapuan berbicara merupakan kemampuan mengungkapkan gagasan, isi hati dalam
suatu forum yanh dalam hal ini berlandaskan pada metode diskusi. Memiliki
kemampuan berbicara akan sangat membantu kemampuan berbicara secara individual.
Dengan berbicara seseorang berusaha
unuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang lain secara lisan.Tanpa
usaha untuk mengungkapkan dirinya, orang lain tidak akan mengetahui apa yang
dipikirkan dan dirasakannya. Tanpa bicara orang akan tidak dapat saling
berinteraksi dengan sesamannya dan akan terkucilkan dari lingkungannya.
Untuk berkomunikasi dengan sesamanya
manusia lebih sering menggunakan bahasa lisan dari pada bahasa tulis. Bahasa
lisan dapat mewakili sifat dan perasaan yang sedang dirasakannya. Oleh karena
itu bicara menjadi salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia.
B.
Pengertian Diskusi
Diskusi berasal dari bahasa latin
yaitu discuties atau discution yang artinya bertukar pikiran. Diskusi pada
dasarnya suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam
kelompok kecil maupun dalam kelompok besar, dengan tujuan untuk mendapatkan
suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah
(Tarigan, 1997:7,13). Sejalan dengan hal itu Hendrikus (1991:96) mengemukakan
bahwa diskusi berasal dari bahasa latin discutere yang berarti membeberkan
masalah. Dalam arti luas diskusi berarti memberikan jawaban atas pertanyaan
atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif.
Dari uraian tersebut dapat diketahui
bahwa diskusi mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah yang melibatkan orang
banyak yang pada akhir diskusi pendengar diharapkan mempunyai pandangan dan
hasil pemikiran bersama tentang sebuah masalah yang menjadi pokok diskusi
tersebut.
C. Pembelajaran
Bahasa Jawa Melalui Metode Diskusi.
Seiring dengan semakin seringnya
digunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di sekolah, sekarang
ketrampilan berbicara bahasa Jawa siswa SMA kelas X sekarang mengalami
penurunan. Oleh karena itu ketrampilan berbicara bahasa Jawa siswa SMA
kelas X harus segera ditingkatkan kembali agar bahasa Jawa tetap bisa dan tetap
digunakan sebagai bahasa ibu di kalangan para siswa itu sendiri. Dalam
pembelajaran bahasa Jawa metode diskusi dapat dijadikan pilihan, khususnya
untuk pembelajaran ketrampilan berbicara.
Dalam pembelajaran bahasa Jawa
dengan metode diskusi dapat dimulai dengan memilih topik yang dapat memuat
banyak pembicaraan yang mencakup banyak kosa kata bahasa Jawa. Guru
mempersiapkan tema diskusi yang sedang banyak dibicarakan oleh siswa. Kemudian
Siswa dibagi kedalam kelompok kemudian dipersiapkan untuk berdiskusi
menggunakan bahasa Jawa. Metode ini dimaksudkan agar siswa dapat menambah
pengetahuan kosa kata bahasa Jawa yang dimilikinya, sehingga akan meningkat
pula kemamuan berbicara bahasa Jawanya.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Desain
Penelitian
Penelitian ini menggunakan model
penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk,
dan oleh kelas sasaran dengan memanfaatkan interaksi, kolaborasi antara
peneliti dengan kelas sasarandalam hal ini siswa. Penelitian tindakan kelas
dilaksanakan demi perbaikan dan atau peningkatan praktek pembelajaran secara
berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi
professional pendidikan yang dinamakan guru. Oleh karena itu pendekatan
tindakan kelas merupakan salah satu cara strategis memperbaiki meningkatkan
layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks dan atau dalam
peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan dalam masyarakat yang
dapat berubah. Desain penelitian tindakakn kelas terdiri dai (1) komponen
perencanaan, (2) tindakan dan pengamatan dan (3) refleksi (Depdikbud, 1992:1)
B. Sumber
Data Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas X-1 SMA Negeri 1 Kutowinangun dengan jumlah 40 siswa.
C. Teknik
Pengumulan Data
Pengumpulan data penelitian
menggunakan teknik evaluasi. Menurut Arikunto (1995:23), secara garis besar
penelitian pendidikan dapat digolongkan mencadi dua macam, yaitu test dan non
test. Non test meliputi skala bertingkat, kuesioner, daftar cocok, wawancara
dan riwayat hidup. Dari berbagai teknik penelitian tersebut penelitian ini akan
menggunakan alat evaluasi sebagai berikut:
1.Pengamatan
Pengamatan adalah suatu teknik yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan
secara sistematis. Hal tersebut untuk mengawasi peningkatan kemampuan berbicara
bahasa jawa selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam melakukan
pengamata dibantu oleh kolaborator, dalam hal ini guru bahasa Jawa dan guru pengampu
matapelajaran bahasa jawa.
2.Test
Menurut suharsini (1996:138), test
merupakan serentetan perntayaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan, intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.
Test tersebut berupa test praktek
sesorah menggunakan bahasa jawa dilakukan dengan cara setiap siswa maju ke
depan kelas untuk membaca sesorah. Test tersebut berupa pre tes dan post test.
Pre test dilakukan sebelum penelitian dilakukan. Pre test digunakan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
D. Instrumen
Penelitian
Menurut Suharsini (1996:150),
instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Ada aspek pokok yang dijadikan
criteria penilaian, yaitu pemilihan kata, intonasi, pelafalan, unggah-ungguh,
dan kelancaran.
Table 1. Skor Penilaian
No
|
Aspek penilaian
|
Bobot skor
|
Skor Kategori
|
||
baik
|
cukup
|
kurang
|
|||
1.
2.
3.
4.
5.
|
Pilihan kata
Intonasi
Pelafalan
Unggah-Ungguh
Kelancaran
|
3
2
2
2
1
|
3
3
3
3
3
|
2
2
2
2
2
|
1
1
1
1
1
|
Jumlah
|
10
|
Sumber :
Nama : Sisil Diaz Aryandi
NPM : 26210570
Kelas : 3eb02